"Kamu begitu memesona.." kata aktor dalam drama Korea yang kutonton sambil menatap wajah tokoh utama dengan mata berbinar-binar. Tokoh utama itu tersipu malu. Huh, ya pantas dibilang memesona; ia begitu cantik dan ayu! Kulit putih bening, rambut panjang tergerai serta mata besarnya mampu membuat para lelaki berpaling. Apakah hanya kecantikan yang membuat wanita menjadi memesona?
Pertanyaan itu terus menerus terngiang dalam pikiranku. Bagaimana kriteria wanita yang memesona? Apakah makna #memesonaitu sendiri? Aku bahkan sampai membuat beberapa survey kecil ke teman-temanku. Teman-teman laki-lakiku menjawab sesuai perkiraan, memesona ya wanita yang bisa membuat berpaling! Sedangkan beberapa teman wanitaku menjawab memesona itu dari dalam diri. Hmm.. Apa betul? Aku terus mencari jawaban namun rasanya belum juga menemukan. Aku pun hampir melupakan pertanyaan tersebut.
Suatu ketika saat aku sedang berada di toko buku, di etalase terdapat buku Life without Limits karya Nick Vujicic. Nick yang tidak memiliki kaki dan tangan dapat hidup dengan normal. Ia bahkan dapat melakukan surfing, menyetir, main basket, bahkan menjadi motivator internasional dengan gelar dari perguruan tinggi terkemuka! Aku pun menganggap Nick begitu memesona. Perpaduan mimpi untuk diperlakukan normal dan kerja keras Nick membuatku begitu kagum padanya!
Di sebelah toko buku, terdapat gym dengan beragam alat olahraga. Aku melihat seorang wanita yang begitu tambun, dengan gigih berusaha berlari di atas treadmill. Wanita itu mungkin hanya berbeda beberapa tahun dariku. Dengan napas tersengal-sengal, muka memerah serta keringat bercucuran, ia tidak memperdulikan siapapun yang diam-diam memperhatikannya. Mungkin secara fisik, wanita itu bukan wanita memesona yang akan membuat lelaki menoleh. Tetapi untukku, kerja keras, determinasi serta keyakinan wanita itu begitu memesona! Alangkah hebat perjuangannya! Aku sendiri tidak bisa berlari selama dan secepat itu.
Ketika aku pulang ke rumah, Mama ia sedang menonton film tentang Bunda Theresa. Bunda Theresa lahir di India hampir seabad lalu di mana sistem kasta dan perbudakan masih merajai. Walaupun Bunda Theresa lahir dari keluarga kaya, ia malah meninggalkan kasta ningratnya. Hebatnya lagi, ia mendirikan panti asuhan bagi orang cacat dan penyandang kusta, kaum yang sangat dipandang sebelah mata! Kebaikan hati dan ketulusan Bunda Theresa begitu menyentuh dan aku amat terpesona!
Mother Theresa dan Anak-Anak Terlantar |
Acapkali, kita memandang rendah diri sendiri dan menganggap kita tidak memesona. Aku yang berprofesi sebagai travel blogger, terkadang berkecil hati dengan menganggap blogku & diriku kurang memesona dibanding blogger lainnya. Padahal, menjadi travel & lifestyle blogger tak semudah bayangan orang-orang. Aku harus berusaha untuk mencari tempat yang unik dan baru, mencari angle foto yang pas, menulis review dari berbagai tempat, mencoba aneka makanan yang terasa aneh hingga beragam masalah tak terduga bisa saja menghadang. Sebagai ilustrasi, saat aku menuju Penang Street Art ini, aku tersesat dari Thailand ke Malaysia. Perjalanan yang sesungguhnya makan waktu 8 jam berubah menjadi 16 jam! Namun, aku terus berusaha untuk mengatasi masalah yang ada dan mencapai mimpi. Aku tetap berusaha untuk belajar cara menulis & teknik fotografi yang lebih baik.
#MemesonaItu saat Berani Berusaha Menghadapi Tantangan yang Ada |
Akhir kata, apa arti memesona untukmu? Untukku, kamu dan aku memesona karena #memesonaitu terjadi ketika kita berusaha! Pancarkan pesonamu! 'cause you don't know you're beautiful and that's what makes you beautiful! Kamu tidak tahu kamu memesona, itulah yang membuatmu memesona!
0 comments